Game Gongball adalah permainan yang berasal dari Korea Selatan. Permainan ini cukup unik karena menggabungkan unsur-unsur sepak bola dengan permainan gonggi tradisional Korea. Berikut adalah sejarah singkat dan cara bermain Gongball:
Sejarah Gongball
Gongball dikembangkan di Korea Selatan pada tahun 1980-an oleh Jong-Seok Yoon, seorang seniman bela diri dan instruktur Taekwondo. Ia menciptakan permainan ini untuk menggabungkan gerakan-gerakan teknik bela diri dengan olahraga bola. Nama “Gongball” sendiri berasal dari kata “gonggi,” yang merupakan permainan tradisional Korea menggunakan bola kecil dan “ball” dari sepak bola.
Cara Bermain Gongball
- Persiapan dan Peralatan:
- Gongball dimainkan dengan menggunakan bola kecil berdiameter sekitar 13-15 cm yang terbuat dari kain atau bahan yang tidak keras.
- Lapangan Gongball memiliki ukuran sekitar separuh dari lapangan sepak bola tradisional, dengan dua tiang gawang di kedua ujungnya.
- Aturan Dasar:
- Setiap tim terdiri dari 3-5 pemain.
- Tujuan permainan adalah mencetak gol dengan melempar atau menendang bola ke gawang lawan.
- Pemain hanya boleh menggunakan bagian-bagian tubuhnya yang diizinkan (kaki, dada, kepala) untuk mengontrol atau menendang bola.
- Teknik Bermain:
- Mirip dengan sepak bola, pemain berusaha untuk mengontrol bola, menggiringnya, dan mencetak gol.
- Perbedaan utamanya adalah teknik dan strategi yang melibatkan gerakan-gerakan dari bela diri Korea seperti tendangan tinggi atau gerakan tubuh yang lebih kompleks.
- Poin dan Durasi Permainan:
- Permainan Gongball biasanya dimainkan dalam dua babak, masing-masing berdurasi 20-30 menit.
- Tim yang mencetak gol lebih banyak pada akhir permainan menjadi pemenangnya.
- Aspek Budaya:
- Gongball tidak hanya sekadar olahraga, tetapi juga mempromosikan nilai-nilai seperti kerjasama tim, disiplin, dan penghargaan terhadap budaya Korea.
Kesimpulan
Gongball adalah permainan yang unik dengan kombinasi gerakan-gerakan bela diri Korea dan elemen-elemen dari sepak bola. Permainan ini tidak hanya menyenangkan untuk dimainkan, tetapi juga mencerminkan warisan budaya Korea dalam konteks olahraga modern.